Mengunjungi Surga Tersembunyinya Para Pecinta Buku di Jakarta

Saya mengetahui perpustakaan Umum Freedom Institute dari internet dengan keyword tempat nongkrong asik di Jakarta  (jiah, gayanya anak urban banget, haha) di akhir tahun 2016. Dari sekian banyak tempat yang ada, saya tertarik pada perpustakaan Freedoom (selanjutnya akan disebut dengan Freedom Institute), karena saya suka buku dan suka melihat koleksi buku yang dijajar di rak-rak rapi seakan menunjukkan betapa luasnya ilmu pengetahuan di luar sana yang belum terjamah oleh saya dan merasa diri begitu kecil di antara hingar bingar pengetahuan ini. Ditambah, ini adalah kali pertama saya mendengar nama Freedom Institute. Dari keterangan web dikatakan bahwa letak Freedom Institute ada di jl. Proklamasi. Saya juga melihat review dan blog yang menceritakan tentang betapa nyaman dan estetiknya dekorasi Freedom Institute serta koleksinya yang lengkap dan tak biasa. Saya pun semakin bersemangat untuk segera pergi ke sana. Saat saya mengajak teman saya untuk ikut pergi ke sana, dia bilang, kalau Freedom sudah tutup. Saya sempat bingung dan langsung mencari info selanjutnya di mbah google. Ternyata benar, Freedom Institute memang sudah tutup sejak tahun lalu, tahun 2015. Saya pun tak lagi mencari informasi dan tidak tertarik.

Pada awal tahun 2019, sekitar bulan April tidak tahu mengapa saya mulai kembali penasaran dengan Freedom Institute. Saya mulai mencari informasi kembali di google dan voila ternyata Freedom Institute yang sempat ditutup pada tahun 2015 hanya tutup sementara karena biaya sewa gedung yang semakin tahun semakin tinggi ditambah tempat yang kurang strategis dengan anak sekolahan/mahasiswa. Pada tahun 2017, Freedom Institute menemukan tempatnya bersarang kembali :)).

Jadi, sekarang Freedom Institute buka lagi! Letaknya ada Wisma Bakrie 1, Jl. H. R. Rasuna Said No.Kav, B-1, RT.11/RW.2, Kuningan, Menteng, Jakarta Selatan. Akses menuju lokasi juga cukup mudah, karena terletak di kawasan ramai, jadi mudah ditemukan.

Pertama kali saya ke sana setelah selesai mengikuti seminar di daerah Sudirman. Stasiun terdekat dengan Freedom Institute ada stasiun Karet dan stasiun Sudirman, perkiraan hanya sekitar 5 menit dari Freedom Institute menuju stasiun Sudirman menggunakan ojek online.

Karena letaknya yang berada di kawasan perkantoran, jam buka Freedom Institute dimulai dari jam 9 pagi sampai jam 5 sore dan tutup di weekend. Letaknya juga langsung sebelah kanan dari pintu masuk Wisma Bakrie 1 (jadi tidak mungkin tersasar lha ya ^^).

Bicara tentang koleksi buku di Freedom Institute seperti yang saya tulis di atas, koleksi bukunya tidak biasa. Kenapa? Karena ada beberapa judul koleksi yang baru pertama kali saya dengar, seperti, ‘referensi & demokrasi’ lalu karya-karya sastra yang dibagi berdasar negara. Selain itu, buku-buku yang terdapat di Freedom Institute kebanyakan buku-buku internasional yang sudah sulit ditemukan, tapi buku bahasa Indonesia juga tetap ada. Pertama kali saya masuk ke area perpustakaan, saya langsung melihat ke arah depan dan terlihat deretan rak berjudul Sastra. Dua rak penuh isinya sastra Amerika, hampir semuanya berbahasa Inggris, lalu ada juga sastra Inggris, yang juga isinya buku-buku asli karangan penulisnya yang berbahasa Inggris, lalu selanjutnya ada koleksi sastra Prancis, Jerman, Iran, Czeclovakia, Arab, Yunani, Australia, Swedia dan lain sebagainya yang dibagi menjadi koleksi sastra essay dan sastra puisi/drama. Bahasa buku-bukunya ada yang berbahasa asli negaranya, ada yang berbahasa Inggris, ada juga yang berbahasa Indonesia. Untuk sastra Indonesia, beberapa penulis terkenal menghiasi rak seperti Ayu Utami, Dee Lestari, Andrea Hirata, Pramoedya Ananta Toer, Putu Wijaya, Ahmad Fuadi, Chairil Anwar, dan lainnya.

20190405_160548
Rak buku Freedom Inst

 

20190405_160509
Ada quotes di setiap dinding

Hal menarik di beberapa perpustakaan yang pernah saya datangi adalah lukisan seniman yang digantung ataupun lukisan abstrak atau bisa juga kata-kata semangat dari tokoh yang juga digambar dengan tokohnya. Freedom Institute juga memajang beberapa lukisan dan juga ada beberapa karya fisik seniman seperti patung.

PicsArt_04-13-11.20.15
Lukisan Seni tokoh terkenal di dalam perpus

Hal yang membuat pembaca nyaman selain karena koleksi buku yang lengkap adalah kursi/bangku yang nyaman dan unik. Di Freedom institute setidaknya ada sofa hitam yang nyaman sekali dipakai untuk membaca, ada juga sofa panjang bundar berwarna merah dan beberapa meja panjang dan kursi (seperti di kantin) dan bilik-bilik kursi untuk pengguna laptop yang ingin fokus. Dan yang menariknya disediakan kursi tangga untuk pengunjung pakai mengambil buku yang ada di rak tinggi (ini sangat membantu bagi saya :”)).

This slideshow requires JavaScript.

Setiap pengunjung yang datang ke perpus harus punya kartu perpustakaan. cara bikinnya pun mudah, cukup mengisi formulir pendaftaran dan memperlihatkan KTP, kartu perpus jadi. selanjutnya, kita juga perlu menyerahkan tas bawaan kita.

 

 

Sayangnya, tidak ada layanan multimedia di sini, sehingga kita harus membawa laptop sendiri. Dan juga, tidak boleh meminjam buku adalah ciri khas dari perpus ini dari dulu. Sehingga koleksi di sini selalu rapi dan aman.


Untuk lebih lanjut, bisa cek di twitter nya perpus freedom lho! di @freedominst dan ada juga nomor telfon yang bisa dihubungi via WhatsApp.

Selamat bertualang di dunia buku! ^^

 

 

 

Leave a comment